Kamis, 30 Juli 2009

Motivasi Dalam Merawat Anak

Bunda, setiap ibu yang hamil tentu akan mendambakan anaknya/bayinya akan lahir sehat dan besar nanti menjadi anak yang menurut terhadap orang tua. Tetapi tidak semua orang tua menyadari bahwa merawat anak butuh kesabaran yang tinggi, oleh karena itu disini saya mencoba untuk berbagai dan semoga aja menjadikan motivasi untuk meningkatkan kesabaran dalam merawat anak kita. Bunda, saat saya mengatakan merawat anak butuh kesabaran dan motivasi yang terus menerus terkadang ada beberapa orang yang tidak setuju. karena merawat buah hati bagi mereka tinggal bagaimana kita menjalani seperti air mengalir saja.
Jika ini dibenak kita jangan heran kita melihat ada kekerasan dalam rumah tangga hingga sang Ayah menganiaya buah hatinya sendiri atau sang Ibu memukuli anaknya sendiri bak maling, padahal anak belum beranajak dewasa.

Ibu, saya sekarang memiliki 2 orang buah hati yang cakep dan cantik. yang gagah dan "kalem". yang pertama saat ini berusia 1 tahun 6 bulan dan adiknya berusia 6 bulan. Hanya selisih 1 tahun. Yang pertama sering saya panggil "Kakak Ai" dan adeknya"Asna"

Butuh Ekstra sabar, butuh ekstra tenaga dan butuh ekstra ketelatenan.

untuk Asna dia sudah mulai mengenal dunia orang tuanya, mulai merekam wajah-wajah yang mendekatinya. Oleh karena itu saat saya mendekatinya dia sudah bisa mulai mengenali saya, sehingga ketika dia ditinggal sendiri, terkadang "si Kecil" ini menangis dan berteriak-teriak.
Begitu juga dengan Kakak Ai, umur 1,5 tahun adalah masa-masa dia mengeksplorasi dunia disekitarnya rasa keingin tahuan yang tinggi, sehingga perlu pengawasan yang ketat agar tidak membahayakan dirinya. Pernah suatu ketika dia buang air besar tengah malam saat tidur dan "kotoran"-nya diusap-usapkan ke rambut suami saya seperti sampo yang dikeramaskan. atau kejadian lainnya yang kami pernah kehilangan semua alas kaki kami, yang ternyata sama kakak Ai di lempar di selokan.

Salahkah dia? perlukah kita mecubit, menampar dan memukul? bagaimana cara kita menasehatinya?

........................
t'be cont'

Rabu, 29 Juli 2009

Bolehkah Ibu Hamil Berpuasa selama Romadhon ?

Memasuki bulan puasa banyak masyarakat yang mempertanyakan bolehkah wanita hamil berpuasa?

Jawabannya adalah tergantung dari kondisi ibu hamil itu sendiri, asalkan ibu hamil tersebut bisa menjaga dan memenuhi asupan gizi dan kalori yang diperlukan selama kehamilannya ini untuk perkembangan dan pertumbuhan bayinya.

Selama berpuasa asupan gizi dan kalori tetap dibuat sama dengan saat tidak berpuasa, yaitu gizi seimbang dengan komposisi 50 % karbohidrat, 30 % protein, dan 10-20 % lemak. Hanya waktunya yang dipindah, semua asupan dipenuhi pada saat sahur, berbuka puasa dan waktu antara berbuka – sahur.

Namun sebaliknya, ibu hamil harus menghentikan puasanya apabila ibu hamil tersebut mengalami gejala morning sickness atau mual-muntah saat kehamilannya. Atau Ibu hamil yang kehamilannya bermasalah, seperti Ibu hamil dengan tekanan darah tinggi, atau kencing manis, atau gangguan pencernaan dan lain lain.


Dan menyadari bahwa asupan kalori makanan untuk kehamilan anda tak mencukupi, maka Ibu hamil sebaiknya memutuskan yang terbaik untuk dirinya dan juga bayi dalam kandungannya. Memaksakan berpuasa hanya akan mengganggu perkembangan janin.

Sementara Seperti yang diutarakan dr R Muharam, SpOG, sebenarnya di trimester berapa pun ibu hamil boleh melakukan ibadah puasa selama bulan suci Ramadhan. Lain halnya bila ada kondisi-kondisi penyulit yang menyertai kehamilan antara lain :

1. Perdarahan
Pada ibu yang pernah mengalami perdarahan semasa kehamilan, memaksakan diri hanya akan membuat keadaan kemungkinan bertambah parah. karena ini menyangkut keselamatan ibu hamil dan janin/bayinya.

2. Diabetes Melitus (DM)
Ibu hamil dengan DM tidak disarankan berpuasa. Pasalnya, selain harus menjalani terapi obat secara teratur, ibu hamil juga harus mematuhi program makan yang telah dibuatkan supaya kadar gula dalam darah bisa tetap terkontrol/bisa tetap stabil.

3. Hipertensi
Mirip dengan DM, terapi obat tak boleh terlewatkan dalam kasus-kasus hipertensi. Bila terlewat, besar kemungkinan tekanan darah jadi tidak terkontrol, bisa naik atau turun. Padahal, tekanan darah yang naik turun seperti itu jelas-jelas harus dihindari selama hamil karena bisa menyebabkan kematian ibu maupun si bayi.

4. Anoreksia dan bulimia
Efek yang bisa terjadi adalah kekurangan cairan tubuh. Padahal cairan tubuh itu amat penting bagi si ibu hamil, terutama bayi yang sedang dikandung.

5. Gangguan sistem pencernaan
Salah satunya adalah gangguan mag. Ibu hamil dengan gangguan ini yang memaksakan diri berpuasa berarti memperbesar peluang penyakitnya akan kambuh. Lambung kosong akan mempertinggi peluang terjadinya peningkatan asam lambung.

6. Dehidrasi
Jika sampai mengalami hal ini, bisa dibayangkan apa jadinya si ibu hamil bersama bayi yang tengah dikandungnya. Karena itu jangan sungkan untuk lekas berbuka. Jangan sampai ibu hamil mengalami hal ini yang umumnya diawali dengan diare dan muntah berlebih, keringat dingin membanjir, disertai keluhan pusing dan lemas.

7. Hari H
Di hari bersalin, ibu hamil tidak dianjurkan untuk menjalankan ibadah puasa. Soalnya ibu memerlukan energi ekstra untuk melahirkan si buah hati. Memaksakan diri untuk berpuasa hanya akan memperbesar peluang terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti pingsan, persalinan “terhenti” lantaran tak ada energi, atau malah perdarahan hebat.

Selain kendala tersebut, Muharam juga menegaskan pentingnya mencermati sejumlah tanda yang tak lazim pada ibu hamil yang menjalankan ibadah puasa. Ia menyarankan untuk lekas berbuka saat itu juga, sekalipun mungkin waktu untuk berbuka puasa tinggal beberapa saat lagi dan si ibu tidak memiliki faktor penyulit. Kalau tanda-tanda berikut sampai muncul, itu berarti tubuh tak sanggup lagi berpuasa.
(Renny/IOT-03)



http://abenicooks.com

Selasa, 28 Juli 2009

tumbuhkembang-anak: Berpengaruhkah pola makan buah hati kita dengan " Tumbuh Kembang Anak "

tumbuhkembang-anak: Berpengaruhkah pola makan buah hati kita dengan " Tumbuh Kembang Anak "

Berpengaruhkah pola makan buah hati kita dengan " Tumbuh Kembang Anak "

Pola makan sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak!

bahkan saat ibu hamil, pola makan perlu diatur karena tumbuh kembang anak sesungguhnya sudah dimulai semenjak dimasa kehamilan / dalam kandungan.

oleh karena itu jika ibu mengkhawatirkan pertumbuhan otak janin atau anak kita terganggu, maka perlu kiranya selama didalam kandungan atau saat masa kehamilan bunda mengkonsumsi DHA dan Asam folat / Folic Acid. DHA dan Asam folat / Folic Acid banyak didapatkan pada ikan laut, minyak ikan atau dalam kapsul yang telah diresepkan oleh dokter kandungan.

Apabila kita mengharapkan mempunyai anak yang tinggi (tumbuh kembang tinggi bandannya terlihat lebih menonjol dibanding teman sebayanya), maka ibu perlu banyak mengkonsumsi kalsium/calsium. Tetapi dalam mengkonsumsi kalsium/calsium perlu diperlakukan dosisnya, karena dalam dosis berlebih ditakutkan terjadi pengkapuran pada tali pusar bayi/janin didalam kandungan.


abenicooks.com

Minggu, 26 Juli 2009

Ketika Anak Kita Susah BAB (buang air besar)

Pernahkah Bunda mengalami/memperhatikan buah hati kita menangis saat buang air besar karena kesusahan BAB atau karena "pups"/"E-ek" nya keras?


sering terjadi pada bayi di bawah usia 1 tahun yaitu kesulitan buang air besar, terkadang dia harus mengejan hingga menangis bahkan ada beberapa bayi mengeluarkan sedikit darah karena kotoran yang keluar terlalu keras.


perlu diketahui bahwa bayi yang kesulitan buang air besar biasanya dia tidak mengalami ASI eksklusif. artinya dia mengkonsumsi makanan tambahan lain selain ASI, misal susu formula, makan bubur pisang atau bubur instan untuk bayi, padahal usianya belum mencapai 6 bulan.


bayi yang mengkonsumsi full hanya susu formula biasanya akan mengalami kesulitan buang air besar pada umumnya. Bunda, jika anda mengalami hal ini jangan panik.

pencegahan yang dapat diambil yaitu :


  • berikan ASI eksklusif bagi bayi anda (tetapi jika tidak bisa, perhatikan pencegahan berikut)

  • cobalah suapi bayi anda dengan air putih sehabis minum susu formula.

  • gantilah susu formula bayi anda, karena setiap bayi mempunyai respon yang berbeda-beda terhadap "kecocokan" pencernaannya terhadap susu formula yang dikonsumsi. ada beberapa bayi yang mencret jika tidak cocok dengan susu formula tertentu, tetapi ada juga bayi yang mengalami susah buang air besar.

  • hentikan pemberian makanan tambahan jika bayi anda belum 6 bulan.
  • jangan terlalu mudah memberikan obat anti konstipasi, karena hepar/hati bayi masih belum sempurna fungsinya. kecuali jika si Kecil belum buang air besar hingga 3 hari lebih dan ada saran dari dokter untuk memberikan obat anti sembelit/konstipasi.
Bagaimana cara kita membantu buah hati kita saat konstipasi (sembelit/susah buang air besar)?
jika pencegahan diatas telah dilakukan, maka kita dapat membantu bayi kita dengan cara memberikan baby oil atau coconut oil pada anus-nya, dengan dimasukkan melalui ujung termometer yang tumpul dan kecil. jangan memasukkan terlalu dalam dan tunggu si kecil untuk mengejan lagi, jika kotoran sudah mulai terlihat/terasa di ujung termometer anda dapat membantunya dengan "mencongkel" kotoran tersebut. Tetapi berhati-hati lah saat mencongkelnya karena biar si kecil tidak kesakitan dan jangan sampai termometer anda patah. Congkel-lah kotoran tersebut dengan mengikuti gerakan nafas dan gerakan otot bayi kita yang mengejan. Saat dia mengejan itulah waktu tepat untuk mencongkel, tetapi saat dia mengambil nafas jangan terlalu dipaksakan untuk mencongkel kotoran. dikhawatrikan jika kita tidak berhati-hati selain termometer patah, juga terjadi luka di anus buah hati kita.

masalah konstipasi buah hati perlu menjadi perhatian Ayah dan Bunda, jika perlu konsultasikan dengan dokter anak yang terdekat.







http://abeniccoks.com