Sabtu, 27 Juni 2009

tanda kehamilan

Prakonsepsi: Apakah Saya Hamil?

Bagi yang belum pernah hamil sebelumnya, kehamilan sungguh menjadi sesuatu yang ditunggu-tunggu sekaligus menimbulkan teka-teki. "Kok, haid terlambat? Hamilkah saya?", "Duh, badan lemas dan lelah. Hamilkah saya?", "Maunya makan rujak terus, hamilkah saya?". Cita-cita untuk segera hamilpun menguasai diri Anda. Bahkan semua gejala yang mungkin berkaitan dengan tanda kehamilan dan yang tidak pun, akan dikaitkan dengan pertanyaan "Hamilkah saya?".

Ada tanda-tanda umum kehamilan yang bisa membantu Anda memastikan kehamilan. Apabila, yang Anda alami tak termasuk salah satu yang telah disebutkan di bawah, tak perlu khawatir. Cermati kembali beberapa hari yang akan datang! Mungkin saja, tanda-tanda ini baru muncul setelah beberapa hari bahkan beberapa minggu.

1. Tidak haid. Ini merupakan salah satu tanda umum, apabila Anda memilki siklus haid yang teratur: 28 - 30 setiap bulan. Jika Anda memiliki siklus haid yang panjang (35 - 40 hari) bisa jadi Anda tak mengalami haid tiap bulan, dan Anda belum tentu Anda hamil. Jika Anda termasuk kelompok perempuan dengan siklus haid panjang dan/atau tidak teratur, ini bukan tanda umum kehamilan untuk Anda.

2. Flek atau bercak darah. Setelah terlambat haid beberapa hari dari jadwal, dan timbul bercak darah atau flek, besar kemungkinan Anda hamil. Pada saat, hasil pembuahan menempel pada dinding rahim (implantasi), biasanya calon ibu akan mendapati ini. Tetapi tak semua ibu hamil mengalami ini pada masa awal kehamilan. Jadi, tanpa flek pun, bisa jadi Anda hamil.

3. Areola (area sekitar puting payudara) melebar dan warnanya menjadi gelap.

4. Rasa mual. Perubahan hormonal membuat calon ibu mengalami gejala mual, bahkan muntah.

5. Rasa kantuk atau lelah yang luar biasa. Perubahan hormonal, pola makan, juga perkembangan embrio membuat calon ibu merasa mengantuk atau lelah sekali. Anda harus cukup istirahat.

6. Pusing atau kepala terasa berat. Sama seperti rasa mual, ini akibat perubahan hormonal.


7. Pola makan berubah. Hanya ingin mengemil atau makan 1 - 2 jenis makanan saja.

8. Payudara membesar dan menjadi lunak.

9. Mood atau emosi yang tidak stabil.

10.Sering buang air kecil.

Anda masih belum juga mengalami salah satu dari gejala-gejala yang telah disebutkan ini? Jangan menyerah! Cermati lagi 3 hari - 1 minggu ke depan. Mungkin saja, "kecurigaan" Anda masih terlalu dini. Atau, dugaan Anda masih meleset, karena mungkin Anda salah menghitung siklus haid atau siklus haid Anda kini berubah. Oleh karena ini adalah tanda-tanda umum kehamilan, setiap individu bisa saja mendapat ciri kehamilan secara berbeda. Ada yang mulai mendapatkan gejala umum kehamilan seminggu setelah pembuahan terjadi. Ada juga yang baru mengalaminya setelah 10 - 14 hari.

Untuk memastikan Anda sedang hamil atau tidak, Anda perlu memastikan dengan alat tes kehamilan (test pack) sederhana yang bisa Anda beli di apotik atau melakukan tes hormon HCG (human chorionic gonadotropin) di laboratorium. Lakukan juga penghitungan siklus haid dengan lebih cermati.

Andi Maerzyda A. Th, redaktur Eksekutif www.ayahbunda.co.id, ibu 1 putri.

Tips Menyusui


Penyebab utama nyeri puting karena posisi menyusui tidak benar, yaitu areola tidak masuk ke mulut bayi, sehingga bayi hanya mengisap puting dan sulit mendapatkan ASI sehingga marah dan menggigit puting.

Tip Mengatasinya:

Sebelum menyusui, kompres puting dengan kain lembut yang direndam air hangat.

Susui bayi sesering mungkin, namun sebentar untuk setiap payudara. Misalnya, biasanya 8 kali sehari, menjadi 12 kali sehari.

Bila bayi menggigit puting, lepaskan gigitannya dengan lembut. Caranya, letakkan satu jari Anda yang bersih di antara mulut bayi dengan payudara bagian samping. Atau, tekan dagunya ke bawah agar gigitan lepas.

Oleskan ASI di puting setelah menyusui. Angin-anginkan sampai kering. Ini meredakan sakit dan menyembuhkan luka, sebab ASI mengandung zat penyembuh luka.

Bila sakit tak tertahankan atau ada tanda infeksi, hubungi dokter.

Prof. dr. Rulina Suradi, SpA(K), IBCLC, Divisi Perinatologi,
Departemen Ilmu Kesehatan Anak, FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

Jumat, 26 Juni 2009

Pemeriksaan untuk Calon Ibu Hamil


Pemeriksaan kesehatan penting untuk calon ibu sebelum hamil, di masa prakonsepsi. Lakukan persiapan, 3 - 6 bulan sebelum hamil. Dengan demikian, tubuh calon ibu siap menerima kehadiran janin dan menjalani kehamilan sehat.
Riwayat kesehatan calon ayah dan ibu. Pemeriksaan kesehatan calon ibu dalam rangka mempersiapkan kehamilan, dimulai dengan mengunjungi dokter kebidanan dan kandungan. Di rumah sakit atau klinik fertilitas, Anda berdua sebaiknya berkonsultasi dengan tim dokter terutama jika Anda dan pasangan memiliki riwayat kesehatan yang dapat menyebabkan kondisi kehamilan yang berisiko. Seperti, Toksoplasmosis, Rubella (Campak Jerman), Gondongan (mumps), dan lain sebagainya. Anda dan pasangan sebaiknya mengatasi penyakit atau gangguan kesehatan lebih dulu, baru kemudian melakukan upaya untuk hamil.

Riwayat kesehatan keluarga. Jika Anda dan pasangan memiliki riwayat penyakit tertentu, sebaiknya Anda melakukan tes genetika di laboratorim atau lembaga khusus genetika. Deteksi dini penyakit thalasemia, masalah kromosom, dan penyakit metabolisme dapat dilakukan dengan melakukan serangkaian tes.
Untuk beberapa kasus, deteksi dini membantu calon ayah dan ibu menyiapkan psikolog dan mental, jika terjadi kehamilan berisiko tinggi.

Pemeriksaan klinis. Bagi calon ibu, berikut pemeriksaan klinis yang sebaiknya dilakukan:

  • Bobot tubuh atau berat badan calon ibu bisa berpengaruh terhadap kesuburan. Jika kelebihan berat badan, bisa terjadi ketidakseimbangan hormon yang menyebabkan tingkat kesuburan menurun. Jika pun terjadi pembuahan saat berat badan berlebih, risiko calon ibu untuk menderita diabetes cukup besar. Bahkan, calon ibu berisiko terserang pre-eklampsia (gejala keracunan kehamilan). Si janin juga menanggung risiko ini. Saat tiba waktu persalinan, kegemukan juga bisa mempersulit persalinan.

    Kelebihan berat badan juga menyulitkan dokter dalam mengukur besar rahim untuk menghitung usia kehamilan. Ukuran rahim "tersamar" oleh timbunan lemak yang menyelimuti.

    Sebaliknya, jika calon ibu terlalu kurus, kesuburan akan terpengaruh. Calon ibu bisa mengalami gangguan keseimbangan hormon. Calon ibu yang terlalu kurus menyebabkan ketidakteraturan haid. Agar proses ovulasi terjadi, tubuh calon ibu biasanya membutuhkan hormon estrogen. Agar hormon ini diproduksi, berat badan tubuh akan bertambah sekitar 25% dari bobot normal. Itulah kenapa jika bobot tubuh kurang dari normal, maka tubuh juga susah payah dalam memproduksi hormon estrogen dengan baik. Ujungnya, ovulasi (pengeluaran sel telur dari indung telur) gagal berlangsung dengan baik.
  • Rongga panggul. Dokter kebidanan dan kandungan perlu memeriksa kesehatan rongga panggul. Pemeriksaan ini akan mendeteksi, apakah ada masalah pada organ reproduksi calon ibu. Misalnyal, kista indung telur yang menyebabkan menurunnya tingkat kesuburan. Bentuk dan posisi rahim tertentu yang pun juga menghambat terjadi pembuahan, dan pertumbuhan janin.

    Selain kista, keluhan calon ibu adalah mioma atau miom, yakni sejenis tumor yang biasanya tumbuh di dinding rahim. Miom memang tidak bersifat ganas, tapi benjolannya kadang-kadang menekan jaringan sekitarnya, seperti usus dan kandung kemih. Sehingga, calon ibu merasakan nyeri dan pendarahan hebat saat haid. Jika kemudian ibu hamil dengan miom dalam rahimnya, maka yang nyeri panggul akan dialaminya.
  • Pap smear. Dokter melakukan pemeriksaan ini untuk mendeteksi ada tidaknya kanker atau gangguan lain di leher rahim. Pap smear biasanya dilakukan tiga tahun setelah melakukan hubungan seks pertama kali.

    Pasien akan tiduran di kursi khusus dengan kaki ditumpangkan ke penahan kaki. Selanjutnya vagina dibuka dengan alat bernama spekulum. Dokter atau bidan akan mengambil olesan jaringan di mulut rahim. Olesan itulah yang dikirim ke laboratorium untuk dianalisa. Jika ditemukan kelainan, maka harus disembuhkan sebelum Anda hamil.

Pemeriksaan kesehatan penting calon ibu sebelum hamil, di masa prakonsepsi. Lakukan persiapan, 3 - 6 bulan sebelum hamil. Dengan demikian, tubuh calon ibu siap menerima kehadiran janin dan menjalani kehamilan sehat.
Riwayat kesehatan calon ayah dan ibu. Pemeriksaan kesehatan calon ibu dalam rangka mempersiapkan kehamilan, dimulai dengan mengunjungi dokter kebidanan dan kandungan. Di rumah sakit atau klinik fertilitas, Anda berdua sebaiknya berkonsultasi dengan tim dokter terutama jika Anda dan pasangan memiliki riwayat kesehatan yang dapat menyebabkan kondisi kehamilan yang berisiko. Seperti, Toksoplasmosis, Rubella (Campak Jerman), Gondongan (mumps), dan lain sebagainya. Anda dan pasangan sebaiknya mengatasi penyakit atau gangguan kesehatan lebih dulu, baru kemudian melakukan upaya untuk hamil.

Riwayat kesehatan keluarga. Jika Anda dan pasangan memiliki riwayat penyakit tertentu, sebaiknya Anda melakukan tes genetika di laboratorim atau lembaga khusus genetika. Deteksi dini penyakit thalasemia, masalah kromosom, dan penyakit metabolisme dapat dilakukan dengan melakukan serangkaian tes.

Untuk beberapa kasus, deteksi dini membantu calon ayah dan ibu menyiapkan psikolog dan mental, jika terjadi kehamilan berisiko tinggi.

Pemeriksaan klinis. Bagi calon ibu, berikut pemeriksaan klinis yang sebaiknya dilakukan:

  • Bobot tubuh atau berat badan calon ibu bisa berpengaruh terhadap kesuburan. Jika kelebihan berat badan, bisa terjadi ketidakseimbangan hormon yang menyebabkan tingkat kesuburan menurun. Jika pun terjadi pembuahan saat berat badan berlebih, risiko calon ibu untuk menderita diabetes cukup besar. Bahkan, calon ibu berisiko terserang pre-eklampsia (gejala keracunan kehamilan). Si janin juga menanggung risiko ini. Saat tiba waktu persalinan, kegemukan juga bisa mempersulit persalinan.

    Kelebihan berat badan juga menyulitkan dokter dalam mengukur besar rahim untuk menghitung usia kehamilan. Ukuran rahim "tersamar" oleh timbunan lemak yang menyelimuti.

    Sebaliknya, jika calon ibu terlalu kurus, kesuburan akan terpengaruh. Calon ibu bisa mengalami gangguan keseimbangan hormon. Calon ibu yang terlalu kurus menyebabkan ketidakteraturan haid. Agar proses ovulasi terjadi, tubuh calon ibu biasanya membutuhkan hormon estrogen. Agar hormon ini diproduksi, berat badan tubuh akan bertambah sekitar 25% dari bobot normal. Itulah kenapa jika bobot tubuh kurang dari normal, maka tubuh juga susah payah dalam memproduksi hormon estrogen dengan baik. Ujungnya, ovulasi (pengeluaran sel telur dari indung telur) gagal berlangsung dengan baik.
  • Rongga panggul. Dokter kebidanan dan kandungan perlu memeriksa kesehatan rongga panggul. Pemeriksaan ini akan mendeteksi, apakah ada masalah pada organ reproduksi calon ibu. Misalnyal, kista indung telur yang menyebabkan menurunnya tingkat kesuburan. Bentuk dan posisi rahim tertentu yang pun juga menghambat terjadi pembuahan, dan pertumbuhan janin.

    Selain kista, keluhan calon ibu adalah mioma atau miom, yakni sejenis tumor yang biasanya tumbuh di dinding rahim. Miom memang tidak bersifat ganas, tapi benjolannya kadang-kadang menekan jaringan sekitarnya, seperti usus dan kandung kemih. Sehingga, calon ibu merasakan nyeri dan pendarahan hebat saat haid. Jika kemudian ibu hamil dengan miom dalam rahimnya, maka yang nyeri panggul akan dialaminya.
  • Pap smear. Dokter melakukan pemeriksaan ini untuk mendeteksi ada tidaknya kanker atau gangguan lain di leher rahim. Pap smear biasanya dilakukan tiga tahun setelah melakukan hubungan seks pertama kali.

    Pasien akan tiduran di kursi khusus dengan kaki ditumpangkan ke penahan kaki. Selanjutnya vagina dibuka dengan alat bernama spekulum. Dokter atau bidan akan mengambil olesan jaringan di mulut rahim. Olesan itulah yang dikirim ke laboratorium untuk dianalisa. Jika ditemukan kelainan, maka harus disembuhkan sebelum Anda hamil.

Selasa, 23 Juni 2009

Saat Buah Hati Caper (cari perhatian)

Pada saat balita Anda yang sudah menginjak usia 2 tahun, terkadang berperilaku seperti bayi lagi. Karena balita berharap dapat perhatian lebih banyak dari ibu
Beberapa kondisi membuat balita berperilaku seperti bayi (regresi). Namun yang paling umum terjadi adalah ketika balita memasuki dunia baru, ketika ia jadi kakak (baru punya adik), mengalami perubahan besar (pindah rumah) dan memperoleh kemajuan besar dalam tahapan perkembangan (seperti belajar bertoilet).

Masa penyesuaian
. Apa saja jenis regresi yang umum terjadi pada anak-anak usia 2 tahunan? Ia kembali bicara dengan bahasa bayi, merengek, tantrum (ekspresi marah yang mewujudkan rasa pembangkangan, keras kepala dan semaunya sendiri), mengompol dengan sengaja, meminta tidur di tempat bayi. Kemajuan besar dalam perkembangan anak diatas usia 2 tahun, seperti belajar bertoilet, berhenti menyusu pada ibu dan ketika punya adik adalah beberapa di antara pemicunya.
Untuk anak-anak sulung, biasanya mereka meniru perilaku adik untuk mendapatkan perhatian orang tua yang mereka kira dirampas si adik bayi. Ini adalah reaksi normal anak-anak usia 2 tahun menghadapi perubahan besar dalam hidup mereka.
Apabila penyebab regresi adalah karena ada perubahan besar dalam hidup anak, maka regresi adalah salah satu cara untuk menyampaikan kesulitan balita Anda menerima perubahan dan kebutuhannya akan rasa aman. Dengan bersikap seperti bayi, anak berharap Anda memberinya perhatian lebih banyak, termasuk pelukan dan belaian.

Hargai perasaan.
Untuk memahami apa yang dialami balita, Anda harus berempati. Beri empati pada si kakak yang berulah karena kehadiran adik bayi dengan memberi dukungan untuk bersikap seperti “anak besar”.
Ketika balita berhasil mengubah perilakunya, beri ia pujian dan senantiasa dukung dia agar berperilaku sebagai kakak yang pandai atau anak besar.
Agar ia mendapatkan cukup atensi meski ada adik, Anda dan pasangan perlu menyisihkan waktu khusus bersamanya. Jadikan ini sebagai kesempatan bagi Anda memenuhi kebutuhannya akan waktu dan perhatian dan yang utama, jangan pernah membanding kakak dengan adik bayi.
Bagi anak-anak yang regeresi karena cemas, hargai perasaannya dan rangkul dia. Biarkan balita melepas kecemasan sambil beri pemahaman padanya, dalam hidup akan selalu ada perubahan. Beri contoh betapa dirinya semakin hari semakin besar dan pintar. Agar ia punya ketrampilan menghadapi berbagai perubahan dalam hidup, beri beragam pilihan kegiatan padanya.