Rabu, 29 Juli 2009

Bolehkah Ibu Hamil Berpuasa selama Romadhon ?

Memasuki bulan puasa banyak masyarakat yang mempertanyakan bolehkah wanita hamil berpuasa?

Jawabannya adalah tergantung dari kondisi ibu hamil itu sendiri, asalkan ibu hamil tersebut bisa menjaga dan memenuhi asupan gizi dan kalori yang diperlukan selama kehamilannya ini untuk perkembangan dan pertumbuhan bayinya.

Selama berpuasa asupan gizi dan kalori tetap dibuat sama dengan saat tidak berpuasa, yaitu gizi seimbang dengan komposisi 50 % karbohidrat, 30 % protein, dan 10-20 % lemak. Hanya waktunya yang dipindah, semua asupan dipenuhi pada saat sahur, berbuka puasa dan waktu antara berbuka – sahur.

Namun sebaliknya, ibu hamil harus menghentikan puasanya apabila ibu hamil tersebut mengalami gejala morning sickness atau mual-muntah saat kehamilannya. Atau Ibu hamil yang kehamilannya bermasalah, seperti Ibu hamil dengan tekanan darah tinggi, atau kencing manis, atau gangguan pencernaan dan lain lain.


Dan menyadari bahwa asupan kalori makanan untuk kehamilan anda tak mencukupi, maka Ibu hamil sebaiknya memutuskan yang terbaik untuk dirinya dan juga bayi dalam kandungannya. Memaksakan berpuasa hanya akan mengganggu perkembangan janin.

Sementara Seperti yang diutarakan dr R Muharam, SpOG, sebenarnya di trimester berapa pun ibu hamil boleh melakukan ibadah puasa selama bulan suci Ramadhan. Lain halnya bila ada kondisi-kondisi penyulit yang menyertai kehamilan antara lain :

1. Perdarahan
Pada ibu yang pernah mengalami perdarahan semasa kehamilan, memaksakan diri hanya akan membuat keadaan kemungkinan bertambah parah. karena ini menyangkut keselamatan ibu hamil dan janin/bayinya.

2. Diabetes Melitus (DM)
Ibu hamil dengan DM tidak disarankan berpuasa. Pasalnya, selain harus menjalani terapi obat secara teratur, ibu hamil juga harus mematuhi program makan yang telah dibuatkan supaya kadar gula dalam darah bisa tetap terkontrol/bisa tetap stabil.

3. Hipertensi
Mirip dengan DM, terapi obat tak boleh terlewatkan dalam kasus-kasus hipertensi. Bila terlewat, besar kemungkinan tekanan darah jadi tidak terkontrol, bisa naik atau turun. Padahal, tekanan darah yang naik turun seperti itu jelas-jelas harus dihindari selama hamil karena bisa menyebabkan kematian ibu maupun si bayi.

4. Anoreksia dan bulimia
Efek yang bisa terjadi adalah kekurangan cairan tubuh. Padahal cairan tubuh itu amat penting bagi si ibu hamil, terutama bayi yang sedang dikandung.

5. Gangguan sistem pencernaan
Salah satunya adalah gangguan mag. Ibu hamil dengan gangguan ini yang memaksakan diri berpuasa berarti memperbesar peluang penyakitnya akan kambuh. Lambung kosong akan mempertinggi peluang terjadinya peningkatan asam lambung.

6. Dehidrasi
Jika sampai mengalami hal ini, bisa dibayangkan apa jadinya si ibu hamil bersama bayi yang tengah dikandungnya. Karena itu jangan sungkan untuk lekas berbuka. Jangan sampai ibu hamil mengalami hal ini yang umumnya diawali dengan diare dan muntah berlebih, keringat dingin membanjir, disertai keluhan pusing dan lemas.

7. Hari H
Di hari bersalin, ibu hamil tidak dianjurkan untuk menjalankan ibadah puasa. Soalnya ibu memerlukan energi ekstra untuk melahirkan si buah hati. Memaksakan diri untuk berpuasa hanya akan memperbesar peluang terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti pingsan, persalinan “terhenti” lantaran tak ada energi, atau malah perdarahan hebat.

Selain kendala tersebut, Muharam juga menegaskan pentingnya mencermati sejumlah tanda yang tak lazim pada ibu hamil yang menjalankan ibadah puasa. Ia menyarankan untuk lekas berbuka saat itu juga, sekalipun mungkin waktu untuk berbuka puasa tinggal beberapa saat lagi dan si ibu tidak memiliki faktor penyulit. Kalau tanda-tanda berikut sampai muncul, itu berarti tubuh tak sanggup lagi berpuasa.
(Renny/IOT-03)



http://abenicooks.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar